Pilkada 2024 Gagal Gaet Pemilih, Target 85% di Nanggung Meleset Jauh

Pilkada 2024 Gagal Gaet Pemilih, Target 85% di Nanggung Meleset Jauh

Smallest Font
Largest Font

PORTALBOGOR.COM, NANGGUNG – Pilkada 2024 di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, mencatat penurunan yang cukup tajam dalam tingkat partisipasi pemilih.

Data sementara dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) menunjukkan bahwa hanya 60% pemilih yang menggunakan hak suaranya, jauh dari target 85%.

Penurunan ini juga lebih rendah dibandingkan Pilpres sebelumnya, yang mencapai partisipasi hingga 83%.  

Ketua PPK Kecamatan Nanggung yakni Encep Mulyana, menilai animo masyarakat terhadap Pilkada kali ini menurun karena kurangnya dorongan dari tim sukses masing-masing calon. Padahal, menurutnya, sosialisasi sudah dilakukan secara maksimal oleh penyelenggara pemilu.

“Kurangnya dorongan dari tim sukses calon sangat memengaruhi. Kami sudah berusaha maksimal, tapi hasilnya tetap menurun,” ujarnya pada Kamis (28/11/2024).  

Dari total 11 desa di Kecamatan Nanggung, Desa Kalong Liud mencatat partisipasi terendah dengan hanya 55% pemilih yang datang ke TPS.

Situasi ini menjadi cerminan rendahnya kepedulian masyarakat terhadap Pilkada. Meski undangan sudah disalurkan tanpa ada yang terlewat, hasilnya tetap jauh dari harapan.  

Faktor seperti jadwal pemilihan yang tidak tepat dan cuaca yang kurang mendukung juga disebut sebagai salah satu penyebab menurunnya jumlah pemilih.

"Sosialisasi sudah semaksimal mungkin, mulai dari penyaluran dan pemberitahuan undangan, tidak ada yang lewat satupun. Mungkin berkurangnya hak pilih masyarakat mulai dari pemilihan hari dan faktor cuaca juga," kata Ketua PPK Kecamatan Nanggung.

Namun, persoalan utama adalah rendahnya kesadaran politik masyarakat. Hal ini memperlihatkan bahwa Pilkada masih dipandang sebelah mata dibandingkan Pilpres.  

Penurunan partisipasi ini memberikan pukulan bagi demokrasi di tingkat lokal. Tanpa partisipasi masyarakat, legitimasi pemimpin yang terpilih bisa dipertanyakan.

"Kami sudah semaksimal mungkin hanya saya memang antusias masyarakat di pilkada tahun ini mengurang," pungkasnya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat pentingnya keterlibatan mereka dalam menentukan pemimpin daerah.  

Selain itu, tim sukses calon dan penyelenggara pemilu perlu mengevaluasi strategi pendekatan mereka. Membiasakan masyarakat untuk memahami pentingnya pemilu, bukan hanya mengandalkan sosialisasi, adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran politik.***

(Andi Suprihadi)

Editors Team
Daisy Floren