Mulyadi Kunjungi Lokasi Kantung Parkir Dump Truck, Respon Terhadap Keluhan Warga
PORTALBOGOR.COM, PARUNG PANJANG - Dalam rangkaian acara Reses masa persidangan II tahun 2023-2024 di Dapil Jabar Komisi V Kabupaten Bogor, Anggota DPR RI yaitu Mulyadi, meninjau Kantung Parkir Dump Truk di wilayah Kp. Gunung Salak, perbatasan Desa Gorowong Kecamatan Parung Panjang dan Desa Ciomas Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 14 Januari 2024.
Dalam wawancara dengan awak media portalbogor.com di lokasi, Mulyadi memberikan tanggapan terkait kunjungannya.
"Saya hadir di wilayah Kecamatan Parung Panjang untuk merespon keluh-kesah kesulitan dan masalah yang saat ini ada di wilayah Parung Panjang terkait tata kelola operasional (Dump Truk) tambang," ujar Mulyadi pada Minggu, 14 Januari 2024.
Mulyadi menjelaskan bahwa kunjungannya dipenghujung masa reses merupakan upaya untuk menggali informasi di lapangan dan menyerap aspirasi masyarakat.
Selanjutnya, hasil aspirasi tersebut akan dibawa ke gedung DPR RI Senayan sebagai bagian dari tugas seorang anggota Dewan.
"Saya datang di penghujung masa reses karena saya sedang menggali informasi di lapangan, termasuk penyampaian aspirasi di dalam forum reses tadi. Kenapa? Ya karena itu adalah agenda konsitusional seorang Dewan yang datang ke daerah pemilihanannya untuk menyerap aspirasi," kata Mulyadi.
Setelah menjalani forum reses, Mulyadi melanjutkan kunjungannya ke lapangan untuk meninjau langsung operasional kegiatan tambang.
Di lokasi, ia melihat banyak kantung parkir Dump Truck sepanjang jalur jalan provinsi.
"Maka dengan berpayung hukum kepada revisi undang-undang jalan, saya ingin memperjuangkan bagaimana negara bisa hadir melalui APBN untuk mengintervensi. Ada tiga opsi yang saya sampaikan," tambahnya.
Opsi pertama adalah merifitalisasi jalur yang ada dengan memperlebar, meningkatkan kualitas jalannya, dan memperbaiki sistem drainase.
Opsi kedua adalah mengundang pihak yang sudah berkomitmen membuat jalan khusus tambang untuk menanyakan jadwal penyelesaian.
Jika kedua opsi tersebut tidak membuahkan hasil, Mulyadi mengusulkan opsi ketiga, yaitu membuat jalur baru sebagai alternatif bagi warga.
Mulyadi menjelaskan bahwa wilayah tersebut memiliki peran strategis sebagai penyanggah pembangunan ibu kota, namun upaya ini harus diakomodir dengan kepentingan warga setempat.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penyelesaian permasalahan agar tidak merugikan banyak orang yang tidak memiliki kepentingan langsung terhadap operasional mobil tambang.***
(Dede Surya)