HMI MPO Cabang Bogor Galakkan Program Sampah Mandiri di Harjasari

HMI MPO Cabang Bogor Galakkan Program Sampah Mandiri di Harjasari

Smallest Font
Largest Font

PORTALBOGOR.COM, KOTA BOGOR – Masalah sampah yang terus menghantui Kota Bogor kini mendapat perhatian serius dari Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Bogor.

Melalui program bertema Gemasawi Mase (Generasi Muda Sadar Wilayah - Masyarakat Sejahtera), HMI-MPO Cabang Bogor menginisiasi aksi nyata untuk mendorong masyarakat lebih produktif dengan pengelolaan sampah mandiri.

Program ini digelar di RW 10 Kampung Mulyasari, Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, pada Kamis, 28 November 2024.

Kegiatan  Gemasawi Mase tersebut dihadiri oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Ketua RW 10 Kampung Mulyasari, pemuda setempat, serta Ketua Umum dan Sekretaris Umum HMI-MPO Cabang Bogor. 

Masyarakat setempat memberikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa tersebut serta diharapkan mampu menjadi pemantik perubahan dilingkungannya.

Dalam kegiatan tersebut, diserahkan bantuan berupa satu biopon besar, sepuluh biopon kecil, satu gentong komposter, dan sepuluh bak pembilahan. 

Semua fasilitas ini ditargetkan untuk mendukung pengolahan sampah organik mandiri, mengubah limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang bernilai guna.  

Ketua Umum HMI-MPO Cabang Bogor yaitu Sirhan Umasugi menyoroti bahwa persoalan sampah di Kota Bogor mencakup berbagai aspek, seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, pengelolaan yang tidak maksimal, hingga daya tampung yang tak memadai. 

“Program pengolahan sampah mandiri ini penting untuk digalakkan. Selain menjadi solusi bagi persoalan sampah, masyarakat juga bisa memanfaatkannya untuk hal yang lebih produktif. Harapan saya, program ini dapat menjadi inspirasi bagi kampung-kampung lain,” ungkapnya kepada awak media portalbogor.com pada Kamis (28/11).

Sementara itu, Kang Diar, salah satu pemuda Kampung Mulyasari, menuturkan pentingnya mahasiswa bersikap realistis dalam menjawab persoalan masyarakat. 

“Kerja-kerja mahasiswa harus memposisikan diri sebagai konektivitas antara masyarakat dan pemerintah. Selain itu, mereka juga perlu melihat akar permasalahan yang sering kali disebabkan oleh macetnya solusi dari pemerintah,” ujarnya.  

Kritik tersebut menjadi perhatian penting akan keharusan dalam kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat, untuk menemukan solusi berkelanjutan atas masalah lingkungan.  

Persoalan sampah di Kota Bogor tidak hanya soal pengelolaan yang buruk, tetapi juga kebiasaan masyarakat yang belum disiplin. Program seperti Gemasawi Mase dari HMI-MPO Cabang Bogor menjadi satu diantara ikhtiar untuk mengubah kondisi tersebut.***

Editors Team
Daisy Floren